Saturday, March 6, 2010

Sarangan


Udah pada taukan tempat wisata Telaga Sarangan yang berada di Jawa Timur yang tepatnya di Magetan yang berbatasan dengan Jawa Tengah disisi selatan. Klo mengingat masa kecil dewasa di sarangan membuat hati ini selalu disana.

Masa kecil ane disana mengikuti kerja orang tua disana, mulai ane bayi sampai ane kelas satu SMP (Sekolah Menengah Pertama) sekarang SLTP. Waktu kecil disana saat sudah mulai sekolah taman kanak-kanak orang tua ane selalu mengajak jalan-jalan sore untuk meningmati keindahan telaga sarangan saat sore hari. Tapi kebanyakan setiap sabtu minggu ke Madiun ketempat nenek yang jarak tempuhnya kurang lebih 1 jam perjalan.

Paling berkesan saat sarangan masih bersih enggak kayak sekarang yang jauh dari kesan bersih malah terkesan kumuh. Saat ane masih kecil, sekeliling telaga bersih dari para penjual paling yang ada yang jual depan vila punya TNI AU yang berwarna biru itu aja dan depan Vila merah. Sangat menyenangkan sekali klo jalan-jalan disore hari bisa melihat orang mancing ikan. Ada tempat bermain yang sangat menyenangkan sayang sekarang sudah menjadi hotel.

Taman bermain itu dulu bersebelah dengan hotel Bentol(entah sekarang namanya apa) yang deket dengan pohon besar yang dikasih pagar yang letaknya kalo dari jalan masuk ketelaga berada disebelah kiri arah jam 11. Dulu setiap bulan suro klo engga salah selalu ada acara bersih desa, tiap warga disarangan selalu membuat tumpeng yang besar untuk dilarung ditelaga sebagai rasa syukur. Kemudian warga secara bersama-sama akan makan bersama setelah acara itu disekeliling telaga. Nah acara itu sekarang masih ada nggak ya? saat kesana selalu engga ada kabar tentang acara ini lagi, cuman klo dilihat dari sisi agama kegitan ini bisa dibilang sirik. Tapi kalo hanya sebagai acara hiburan untuk menarik wisatawan.

Disisi barat telanga sarangan terdapat hutan lindung yang dekat dengan penginapan yang dimiliki PERHUTANI. Klo diingat kembali dsana banyak sekali kera apalagi kalo sudah sore banyak kera-kera yang turun mencari makan dekat dengan telaga. Pengalaman yang menyenangkan dan bikin rada takut adalah saat sore-sore disana menikmati telaga dan lihat-lihat kera (saat itu masih berumur 5 tahun) dan membeli kacang eh dirampok sama kera hahaha bikin rada takut. Cuman saat itu orang jual kacang klo disore hari sangat jarang karena diatas jam 4 sore sarangan sudah sepi hihihi, apalagi selepas magrib kayak kota mati hehehe.

Kapan hari saat kesana dan berjalan-jalan disisi barat telaga sarangan kera-kera yang dulunya sangat banyak sekarang sudah sangat jarang dan jarang terlihat. Ini yang bikin hati ini rasanya bagaimana padahal dahalu suatu yang menarik dari sisi barat adalah tingkah polah kera liar yang hidup disana. Rasa sangat menyenangkan rasanya melihat tingkah polah mereka yang loncat dari dahan satu kedahan yang lain, kadang menggoda wisatawan yang lewat disana hehe.

Ada tempat yang bikin rada takut kalo berjalan disana yaitu pintu air yang berada disisi selatan yang terlihat sepi disaat itu, dan cuman ada satu rumah yang ditempati walau ada vila milik pengairan disana tapi jarang sekali ditempati. Saat lewat disana bukan suasana tempatnya yang menakutkan melainkan jembatan yang digunakan untuk lewat. Klo anda lihat sisi lainnya dan lihat kebawah woi jurang yang sangat dalam bikin kaki ini begetar mana tinggi tembok jembatan sangat rendah saat itu. Kondisi itu sekarang sudah berubah bagian bawah jembatan ini udah ditutup dengan beton sehingga tidak terhat jurang yang sangat dalam hehe.

Ada tempat selain telaga saranga yang dibangun oleh belanda saat yaitu air terjun yang diberada disisi barat. Jalan menuju kesana ditandai dengan monumen pesawat dan anda perlu berjalan kurang lebih 2 km dari monumen pesawat tadi. Dahulu kalo ane kesana tidak pernah ditarik biaya, entah saat ini masih ditarik biaya oleh pengelolanya. Air terjun ini yang mengisi air ditelaga sarangan.

Perahu-perahu yang ditelaga sarangan saat ane masih kecil ada tiga macam yaitu, perahu dayung, motor, dan becak air, yang terakhir ini sering ane sebut bebek2an karena kebanyakan bentuknya adalah bebek. Namun sekarang tinggal dua macam, yaitu perahu motor dan becak air. Perahu dayung ditinggalkan karena menurut warga sana lebih menguntungkan perahu motor karena sang pemiliknya tidak perlu capek2 untuk mendayung hehehe, lagian waktu tempuh untuk mengelilingi telaga lebih cepat dan bisa mendapatkan jumlah penumang yang lebih banyak. Tapi kalo ane lebih suka naik perahu dayung karena lebih menikmati suasananya heheh, dibanding naik kapal motor.

Selain kapal-kapal yang ada ditelaga, ada juga fasilitas kuda untuk mengelilingi telaga hehe, asik juga loh naik kuda lebih asik hehehe. Biaya naik kuda dengan naik perahu sekarang engga jauh beda dibandingkan dahulu waktu ane kecil. Hehe ya jelaslah apalagi setelah kena krisis.

Ada yang lupa klo tiap hari kemerdekaan yaitu tanggal 17 agustus ada lomba becak lawu, tapi orang-orang sana bilangnya geledekan. Becak lawu ini bagi orang sana digunakan untuk mengangkut hasil bertani mereka berupa wortel, bunci, kubis, dan kadang juga untuk membawa rumput untuk memberi makan ternak mereka. Kebanyakan dari warga sarangan kebanyakan memiliki kuda, dibandingkan dengan hewan yang lain seperti kambing atau sapi. Ada pengalama buruk dengan becak lawu kaki ane pernah kena paku dari becak lawu ini yang bikin takut lagi naik becak lawu. Cara penggunaannya becak lawu ini mengemudikannya mengunakan kaki bukan dengan tangan. Remnya berada di antara kedua kaki kita yang cara kerjanya tinggal tarik dengan tangan. Oh ya agar mudah dibawa saat naik keatas antara roda depan dengan dengan tempat bawa barang berserta roda belakang bisa dilepas.

Oh ya mungkin sampai sini dulu klo mau ditulis dari ane bayi sampek umur 11 tahun g bakalan cukup lagian inikan hanya bercerita tentang Sarangan. Tulisan ini hanya untuk mengingat Sarangan yang dahulu yang penuh pesona dibandingkan sekarang yang ane rasa kumuh dan kurang bisa menikmati alamnya yang sejuk.

No comments:

Post a Comment