Thursday, March 18, 2010

Keselamatan Nomor Terakhir di Indonesia


Sesuai dengan judulnya keselematan di Indonesia ini benar-benar nomor terakhir. Misalnya saja pagi ini saat saya berangkat kerja, saat berada dibelakang sebuah mobil yang dengan santainya berada ditengah-tengah jalur(antara jalur kanan dan kiri dipake semua). Setelah di bel-bel dan dikasih lampu dim kok juga g respon setelah berhasil melewatinya dari sisi kiri ternyata dengan santainya ber sms ria dengan menyetir, mana berada dijalurkan dengan kecepatan pelan pula. Wah-wah benar-benar keterlaluan.

Lain pula dengan pengendara sepeda motor di Indonesia. Meskipun ane seorang biker tapi ane berusaha untuk menaati peraturan lalu lintas. Perilaku kebanyakan bikers di Indonesia sangat tidak mempedulikan keselamatan dan peraturan lalu lintas. Coba anda sekalian lihat banyak sepeda motor yang kelengkapannya tidak lengkap sepion cuman satu aja paling banyak spion sebelah kanan. Saat pindah jalur kekiri pun jadi sulit, kadang dalam hati ane pingin ketawa saat melihat bikers lain yang akan pindah jalur kekiri harus menengok lebih banyak untuk mengetahui bikers yang dibelakangnya. Bukankah dengan memakai spion lebih mudah untuk melihat bikers lain di belakang kita.

Selain itu kebanyakan di Indonesia ini baik pengendara mobil dan motor sendiri saat berpindah jalur kekanan maupun kekiri jarang sekali menggunakan lampu sein(bener g ya tulisannya). Mereka langsung aja pindah jalur padahal yang dibelakang tidak mengetahui klo akan pindah jalur, ini juga yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan tapi kebanyakan yang terjadi adalah bersengolan.

Berbeda pula disaat malam hari, di Indonesia kebanyakan angkot klo dimalam hari tidak menyalakan lampu hanya menyalakan lampu kecil, tapi lampu besarnya dimatikan. Ini klo dijalan yang gelap pengendara lain bisa mengartikan tidak ada kendaraan lain di jalur yang berlawanan. Hal ini pernah terjadi pada teman ane saat kos dahaulu (sekarang pun masih kos cuman beda tempat heheh), saat dipulang kerumahnya sehabis isya' dia mengira dari arah berlawanan tidak ada kendaran ternyata saat sudah dekat ada angkot. Seledik punya selidik ternyata angkot tersebut tidak menyalakan lampu hanya menyalakan lampu kecil saja.

Selain angkot yang berulah hanya dengan menyalakan lampu kecil saja saat dimalam hari, banyak juga bikers yang melakukan hal yang sama. Hal ini jauh lebih parah dari pada angkot, padahal lampu dimotor tidak bisa dengan lampu kecil mungkin cuman beberapa yang bisa. Sudah tidak memakai lampu kadang kala melawan arus lagi, lebih parahnya lagi jika berbelok dipersimpangan atau keluar dari komplek perumahan tanpa lihat dari kiri kanan langsung aja masuk.

Tingkat kesadaran dari pengendaranya sendiri juga sangat minim untuk menaati peraturan lalu lintas itu sendiri, sehingga keselamatan di jalan di negara Indonesia sangatlah minim. Apalagi yang berhubungan dengan transportasi umum, misalnya saja bis. Bis lebih mementingkan uang steroan dari pada keselamatan penumpangnya, kadang bus yang sudah penuh sesak masih saja ditambah dengan penumpang juga sehingga klo jalan terlihat miring.

Transportasi di Indonesia ini termasuk sangat buruk, masak kendaran yang seharusnya sudah tidak layak jalan masih dioperasikan. Kebanyakan adalah kendaran Truk yang kadang berlebihan muatan saja. Saat berjalan saja maksimal kecepatan hanya 40 Km/Jam. Jadi ingat peristiwa Truk rem yang blong yang memakan banyak jiwa dipandaan. Bagimana bisa truk yang tiap hari beropersi tidak dicek kelayakan jalannya, apakah para operator kendaraan hanya mengejar setoran tanpa mempedulikan keselamatan pengendara yang lain.

Keselematan jiwa dijalan merupakan suatu yang harus diperhatikan, dan ini harus dimulai dari diri kita sendiri. Jangan hanya mementingan nafsu untuk diri sendiri yang bisa mengakibatkan celakanya orang lain. Ayo hargai keselamatan jiwa orang lain jalan, ayo kita santun dijalan dan ingat ada keluarga kita dan keluarga pengendara lain yang menunggu dirumah.

No comments:

Post a Comment