Friday, May 31, 2013

Tarif Kereta Ekonomi (non jabodetabek)

Transportasi kereta api ekonomi merupakan pilihan bagi banyak orang untuk jarak jauh maupun dekat. Tingkat kenyamanan dibandingkan dengan bus jauh lebih nyaman dan tidak terlalu capek. Selain itu kita juga terhindar dari macet yang bisa memakan waktu yang berjam-jam, kecuali kereta yang kita tumpangi ada kendala teknis semacam rusak mesin dan lain sebagainya.

Klo membahas tarif ekonomi kereta memang lebih mahal dibandingkan dengan bus ekonomi manapun. Yang jadi masalah dari tarif ekonomi kereta api ini adalah harga jauh dekat sama saja. Ambil contoh ane pake Gaya baru malam selatan jurusan Surabaya-Jakarta, tarif perorangnya 33 ribu (klo g salah) sudah nyampek Jakarta. Nah untuk yang penumpang jarak dekat pun di tarik tiket yang sama, contoh klo anda turun nganjuk atau madiun anda tetep kena tarif yang sama untuk sampek ke jakarta.

Untuk kenyamanan sih sudah bagus dari pada yang dulu tidak ada penumpang berdiri. Cuman masih ada tukang jual asongan tapi ini nilai tambah bagi saya karena bisa beli makanan or minuman selain dari restorasinya kereta api yang kadang bisa di bilang kurang higienis. Kembali lagi kemasalah tarif ya klo bisa sih harga tiket di hitung berdasarkan jarak jadi tidak merugikan penumpang jarak dekat, mana label kereta ini kan "ekonomi" yang notabenenya dapat dijangkau oleh semua kalangan.

Malah sekarang ada isu gerbong K3 a.k.a ekonomi akan dipasang A.C semua dan tidak ada yang pake kipas angin. Klo harga tiketnya lebih murah dari pada tiket kereta api bisnis sih g masalah, lah ini harga  tiketnya jauh lebih mahal bisa 2 kali lipat harga  biasanya. Dari 33 ribu menjadi 103 ribu (klo g salah inget) untuk gaya baru malam selatan. Weh klo dibandingkan dengan sancaka yang bisnis aja cuman 80 ribu lebih bersih kursi bisa diatur g saling berhadapan, dan waktu tempuh lebih cepat dan lebih nyaman dari K3.

Jadi pertanyaan saya, kenapa bisa yang katanya kereta ekonomi kok harga tiketnya lebih mahal dari K2 atau bisnis? Apakah PT.KAI ingin menghilangkan K3?. Yang lebih konyolnya masak sih g memikirkan klo saya meluncurkan kelas ekonomi A.C dengan harga tiket lebih mahal dari bisnis apakah akan laku apa malah buntung. Lebih konyolnya lagi dalam benak saya sebenernya para manajemen KAI itu bisa kerja g sih masak kalah ama transportasi bus.

Klo di bandingkan bus ini ambil contoh Sumber group atau Mira, mereka bisa mengeluarkan ekomoni AC dengan harga ekonomi sebesar 15 ribu per orang klo pake langganan. Nah kereta api malah tinggi, aneh kok kesannya dibebankan ke penumpang di bandingkan ke manajement. Kliatan banget mereka tidak siap dengan program yang mungkin sudah direncanakan.

Ane harap kedepan kereta api bisa dinikmati sapa saja tingkat keterlambatan kedatangan bisa di tekan, paling lambat 1 menit lah. Manajement yang lebih bagus bukan hanya memikirkan  profit yang tinggi tanpa di barengi tingkat pelayanan yang bagus. Satu lagi semoga ada pihak swasta yang berani masuk ke kereta api sehingga tidak di monopoli oleh KAI saja. Sehingga tiketnya lebih bersaing.

No comments:

Post a Comment