Friday, September 13, 2013

Perilaku berkendara Remaja Indonesia


Akhir-akhir ini kita banyak mendengar dan melihat berita ditelevisi tentang kejadian kecelakaan yang di sebabkan anak remaja. Mulai dari kecelakaan yang terjadi di bandung yang menewaskan hampir seluruh keluarganya dan yang terbaru dari anak musisi Indonesia AD. Ini jadi pembelajaran bagi kita sebagai orang tua untuk tidak membiarkan anak-anak kita berkendara jika belum memcapai batas minimal untuk berkendara.

Nah mungkin ada sebagian dari kita sebagai orang tua yang protes, "siapa yang ngaterin ke sekolah?", lah bukannya kita sebagai orang tua yang wajib mengantarkan anak untuk kesekolah. Klo kedua orang tuanya sibuk kerja bisa menggunakan jasa antar jemput. Memang biaya antar jemput mungkin lebih mahal dari pada di kasih fasilitas kendaraan sendiri. Tapi apakah dengan "save a little money" anak anda membahayakan jiwa orang lain.

Kebanyakan anak-anak remaja dan dibawah umur jika berkendara sering tidak bisa mengira-ngira jarak. Contoh saat menyalip kendaraan banyak yang tidak memperhatikan cukup tidak jarak untuk menyalip, berkendara sambil ber hand phone ria, berboncengan melebihi kapasitas, terkadang kita sebagai orang tua yang memberi contoh anak-anak kita berkendara tidak displin.

Banyak saya temui dijalan saat berangkat kerja seorang ibu membocengkan anak kesekolah, mungkin karena terburu-buru ada lampu merah, eh bukannya berhenti malah nyelonong saja. Nah pada suatu saat nanti bisa jadi si anak mencontoh perilaku ibunya atau ayahnya dengan alasan terburu-buru lampu merah boleh diterobos asalkan tak ada polisi atau alasan lainnya.

Mungkin lain lagi alasan orang tua memberikan anak-anak mereka fasilitas kendaraan, di karenakan mereka mampu. Tiap anak-anaknya di belikan motor satu atau belikan mobil satu-satu plus dengan supirnya. Walaupun ada sopir kadang sopir kalah pangkat dengan anak majikan (tau kan yang saya maksud). Mereka klo berkendara juga sering tidak memperhatikan keselamatan orang lain, suka ngebut tanpa perhitungan, belok tanpa lampu riting. Bisa juga bagi anak-anak sebagai ajang pamer kekayaan.

Kadang kita sebagai orang tua tanpa sadar memberikan perilaku berkendara yang tidak aman terhadap anak-anak kita. Saat kita menyalip dari bahu jalan, berbelok tanpa riting, bertelpon saat berkendara, bercengkrama di tengah jalan, membuang sampah sembarangan dll. Malah ada celotekan anak tetangga yang masih kecil yang membanggakan ayahnya yang bisa berkendara sambil bertelepon waduh.

Jadi ingat waktu minta sepeda motor ke ortu g dikasih-kasih padahal mampu orang tua, mereka di jawab enteng belum waktunya ntar klo sudah waktunya pasti dibelikan. Bener aja waktu umur 17 tahun kurang 3 bulan baru dibelikan, tau-tau di belikan. Mungkin ortu ane tau gimana jiwa anak muda yang masih labil.

1 comment: