Thursday, September 15, 2011

HIdup dengan Mertua

Ini sedikit curcol dari ane tentang hidup baru ane dengan mertua. Semoga ini terjadi pada ane dan tidak terjadi pada pasangan lain yang ikut dengan mertua, terkadang jauh lebih makan hati dari pada enggaknya, dan akan banyak perubahan dalam kehidupan rumah tangga kita.

Pengalaman baru dalam hidup ane, yang selama ini hanya hidup dengan istri dan anak ane, sekarang dalam keluarga ane bertambah satu orang lagi mertua ane, lebih tepatnya bapak mertua ane. Pada awalnya hidup tanpa ada orang lain yang ikut campur tangan dalam kehidupan rumah tangga dan hanya di handle oleh saya dan istri terasa nyaman, karena pola pikir hampir sama dan berjalan sesuai dengan rencana.

Setelah bapak mertua ane datang dan hidup bersama kami, kok ada perubahan secara signifikan terutama istri ane yang lebih defensif terhadap bapaknya. Perubahan itu jelas tidak bisa ditutupi, misalnya yang biasanya ceria ini lebih murung, biasa bercerita klo ada masalah ini tidak bercerita sama sekali. Satu hal yang saya tangkap kok jadi pingin berkuasa ya dalam keluarga ane, mulai dari anak ane yang pingin dikuasai untuk diawasinya.

Biasanya sih selepas pulang kantor ane dengan leluasa mau ngapain aja ama anak saya. Sekarang jauh berkurang, padahal moment pulang kantor adalah waktu untuk bertemu dan bermain dengan anak dan istri. Jadi seolah-olah ada tembok pembatas yang amat jelas dimana seolah-olah dibatasi dengan anak. Ada kalanya ingin bertanya dalam hati kok bisa begitu ya, akhirnya pingin tau kenapa kok bisa begitu. Setelah ditanya oleh istri sih "Kasihan pulang kantor kan capek", bener sih cumankan waktu yang ditunggu kan bertemu dengan anak.Setelah di beri penjelasan sih awalnya sih ok2 aja, kadang kok kumat lagi padahal sudah diberi pengertian. Ya mungkin juga pingin bermain dengan cucu tapi kadang tidak melihat situasinya bisa dibilang "yang penting gue" haduh.

Kasus lain lagi, bagaimana menjalankan tugas-tugas rumah. Pada awalnya saat pulang dari kantor rumah udah beres pelatran sudah disiram dll sudah beres cuman kok istri ane kok lebih kliatan capek dari bisanya. Nah baru keesokan harinya baru tau ternyata yang siram2 depan bukan istri ane tetapi mertua ane dan anehnya barang-barang g balik ketempat setelah selesai, mulai dari selang yang beserakan, sandal-sandal jadi basah semua, lantai teras kok basah g dipel ditinggal gitu aja, ternyata yang beres2 setelah itu istri ane weh gini tho pantesan.

Sisi baiknya sih ada kadang beli-beliin sesuatu buat cucunya sih g masalah, cuman terkadang ane g kuat klo bilang yang udah macem-macem. Entar tak beli kan ini dan itu hadeh kayak ane ini g mampu untuk membelikan. Terkadang sampai dalam hati benerkan ane g mampu untuk mencukupi kebutuhan keluarga ane, kok mertua ane selalu bilang begitu pas ada ane ya.

mungkin cukup sekian dulu deh curcol ane, takutnya ntar semua kejelekan mertau ane terungkap. Mungkin ada yang bisa bantu dengan cara yang baik bukan dengan cara yang kasar. Cuman sekarang sudah ada perkembangan beliau sudah sedikit sungkan terhadap ane, mungkin perlu sedikit kesabaran dan tindakan yang lebih arif untuk menghadapinya.

No comments:

Post a Comment